Rabu, 08 Juni 2011

Liciknya "Mereka"



Seorang Yahudi berkebangsaan Rusia dan mantan Perdana Menteri Israel, Manachem Begin (menjabat tahun 1977-1983) berdiri di depan piramid Giza dan menatapnya dengan decak kagum, kemudian lisannya berkata dengan kebohongan besar,"Saya melihat kebesara nenek moyang saya pada piramid-piramid ini." Dia lupa atau mungkin pura-pura lupa bahwa nenek moyangnya tidak mapu, bahkan untuk membangun kuil Yahudi sekalipun.

Inilah kebohongan Begin yang pada kenyataannya menunjukkan sikap orang-orang Eropa terhadap peradaban Arab dan Islam. Padahal orang-orang Eropa telah belajar di sekolah-sekolah dan universitas-universitas Islam dan mempelajari buku-buku berbahasa Arab yang diterjemahkan dalam bahasa latin. Ketika bangsa-bangsa Eropa telah kuat, mereka menyerang kerajaan-kerajaan Islam dengan kekuatan militernya dan berhasil mencuri jutaan jilid buku, kemudian mereka merubah apa yang mereka dapatkan sebagai ilmu dan pemikiran mereka. setelah itu ketika bangsa-bangsa Eropa telah mencapai puncak kejayaannya, kemajuan yang besar dalam peradaban dan mampu membuat sesuatu yang baru, mereka sepenuhnya mengingkari kepeloporan bangsa Arab dan kaum Muslmin. Bahkan mereka berpendapat bahwa bangsa Arab dan kaum Muslimin hanya sekedar "tukang pos" yang mengantarkan karya peradaban Yunani ke Eropa.

Siapakah Zionis Israel Itu Sebenarnya? part V dan VI



awal abad ke-20, Scofield mulai memberikan catatan kaki pada Injil versi King James, Injil yang dipergunakan oleh negara-negara berbahasa Inggris, termasuk Amerika. Ayat-ayat di dalam Injil tersebut sama sekali tidak diganti, namun di bawahnya diberi banyak sekali catatan-catatan kaki yang seluruhnya berisi dukungan dan pembenaran bagi berdirinya negara Zionis-Israel di tanah Palestina. Catatan kaki itu bahkan lebih banyak daripada ayat Injil itu sendiri.


The Oxford University membayar Scofield yang disebutnya sebagai pastor dan menerbitkan Injil tersebut dengan jumlah yang teramat besar. Di tahun 1908 Scofield merampungkan kerjanya ini dan Injil versi King James yang telah ditulisi ratusan bahkan ribuan catatan kakinya itu disebut sebagai The Scofield Reference Bible, The Holy Bible. Oxford University Press menerbitkan Injil Scofield pada tahun 1909 dan melakukan promosi gila-gilaan sehingga Injil Scofield menjadi Injil paling laris di Amerika Serikat dan bahkan di dunia.

Di dalam Injilnya, Scofield sebenarnya meneruskan pandangan John N. Darby yang secara umum telah diterima oleh evangelikalisme arus utama dan fundamentalisme Protestan Amerika. Scofield Reference Bible kemudian menjadi Alkitab kaum fundamentalis Kristen di AS dan dunia.

Seorang murid Scofield yang paling berpengaruh, Lewis Sperry Chafer, di tahun 1924 mendirikan Dallas Theological Seminary, Sekolah Theologi Amerika yang begitu bersemangat membela pandangan dispensasionalisme pra-millenialis Darby dan Injil Scofield, dan yang jelas juga, mereka membela habis-habisan kepentingan Zionisme.

Para elit Zionis tidak saja memerintahkan Scofield ‘menulis ulang’ Injil, tetapi juga menyiapkan infrastrukturnya. Sesaat setelah terbitnya Injil Scofield, sejumlah gerakan Kristen evangelikal yang sedang tumbuh di Amerika segera menyambutnya dengan penuh semangat. Bahkan beberapa di antaranya tercatat sebagai anggota redaksi penulisan Injil Scofield ini. Injil baru ini pun kemudian menyebar di seantero Amerika dan juga Eropa, dipakai sebagai pegangan utama di gereja-gereja evangelikal, seminari, dan juga kelompok-kelompok studi Alkitab yang bertebaran di seluruh negeri.

Pendeta Billy Graham dan sejumlah pendeta-pendeta radikal yang memang dipersiapkan oleh elit Zionis Yahudi Internasional dengan penuh semangat mengkhotbahkan bahwa Injil Scofield merupakan Injil yang paling baik dari segi penafsiran. Kepada para jemaatnya, mereka menyatakan bahwa antara Kristen dengan kaum Yahudi itu satu kepentingan dan satu missi. Bahkan mereka, dengan mengutip ayat-ayat Injil secara serampangan, menyatakan siapa pun orang Kristen yang tidak mendukung Israel adalah terkutuk dan menentang kehendak Tuhan.

Dengan promosi besar-besaran dan didukung pabrik propaganda Yahudi Internasional, dari harian, majalah, bulletin, hingga radio, televisi, dan internet, serta kelompok-kelompok studi Alkitab yang banyak didirikan, secara perlahan namun pasti opini yang dikehendaki mereka pun terbentuk. Banyak sekali orang Amerika yang sekarang menganggap keberadaan Israel di tanah Palestina adalah sesuatu yang sah, sesuai dengan takdir Tuhan. Mereka kini mendukung Zionis-Israel tidak sekadar pertimbangan politik atau ekonomi, tetapi sudah menjadi bagian dari keyakinan keberagamaan mereka. Konspirasi Yahudi telah sangat berhasil mengubah opini warga Amerika, yang kemudian diikuti oleh gereja-gereja evangelikal di Eropa dan seluruh dunia.

Inilah sebabnya sekarang kita bisa dengan mudah melihat, begitu dekatnya dan setianya umat Kristen mendukung segala kebejatan dan kebiadaban yang dilakukan Israel, bahkan sekali pun pasukan Zionis itu menembaki gereja tempat Yesus dilahirkan. Injil Scofield merupakan Injil pijakan ideologis kelompok Judeo-Christian atau Zionis Kristen di Amerika dan juga dunia.

Sebagai conoh, beberapa catatan kaki buatan Scofield, yang tidak terdapat dalam Injil sebelumnya, adalah:

“Mereka yang menzalimi orang Yahudi niscaya akan bernasib buruk, (dan) mereka yang melindunginya akan bernasib baik. Masa depan akan membuktikan prinsip ini dengan cara yang luar biasa” (Catatan kaki 2, Genesis 12: 1)

“Tuhan telah berjanji pada suatu janji pemberkatan tanpa syarat kepada negara Israel untuk mewarisi suatu wilayah tertentu untuk selama-lamanya” (Catatan kaki 2, Genesis 12:1)

“Bagi suatu bangsa yang melakukan dosa berupa anti-semitisme—kepada mereka—akan menyebabkan penghukuman yang tidak bisa dielakkan” (Catatan kaki 3, Genesis 15: 1-7)

Freemasonry di Belakang Judeo Christianity

Awal mula terbentuknya kelompok Judeo-Christian atau Zionis-Kristen di AS, yang kini mainstream Kristen Amerika, berasal dari jejak Pendeta John N Darby yang berasal dari Gereja Skotlandia, sebuah denominasi dalam Gereja Anglikan dan pendiri Plymouth Brethen. Sejarah mengenal Skotlandia sebagai rumah asal para Freemasonry, setelah Skotlandia di masa kekuasaan Robert de Bruce menjadi tempat pelarian terbesar bagi Ksatria Templar yang dikejar-kejar pasukan gabungan Gereja dan Perancis.

Darby merupakan penggagas pertama doktrin dispensasionalisme pra-millennial. Bersama Pendeta Edward Irving, Darby sangat gencar mempromosikan dispensasionalisme pra-millennial dalam tahun 1824-1833 di Inggris dan Skotlandia. Sejak 1862 John N. Darby banyak berkunjung ke Amerika Utara. Dalam kurun waktu 25 tahun ia telah mengadakan tujuh perjalanan propaganda ke Amerika. Selama berkeliling di Amerika, Darby berupaya menanamkan pengaruhnya atas para pemimpin gereja evangelis Amerika. Yang menjadi pengikut Darby tercatat nama-nama seperti William E. Blackstone, James H. Brookes, Arno Gaebelein, Dwight L. Moody, dan Cyrus I. Scofield.

Selain itu, paham Injili Darby juga telah menyuburkan tumbuhnya sekolah-sekolah Alkitab, konferensi-konferensi tentang penggenapan “nubuat para nabi”, dan kelompok-kelompok kajian Alkitab. Awalnya memang sebatas di dalam gereja evangelis AS namun kemudian dengan cepat menyebar menjadi sesuatu yang sangat akrab di dalam aras fundamentalisme Amerika Serikat, yang marak pada tahun-tahun 1875 hingga 1920.

Darby sendiri sesungguhnya tidak pernah sukses berkarir di tanah kelahirannya. Namun walau demikian ia berhasil melakukan kunjungan sebanyak tujuh kali ke Amerika dengan agenda kegiatan dan wilayah yang dikunjunginya sangat luas. Tentu semuanya itu memerlukan dana yang tidak sedikit. Hal ini menimbulkan kecurigaan di kalangan pengamat bahwa di belakang Darby sesungguhnya ada pemodal Zionis-Yahudi yang mendukung perjalanannya itu. Bukankah perjalanan Darby dalam rangka kepentingan mereka juga?

William E. Blackstone (1841-1935) tercatat sebagai salah seorang Zionis-Kristen pertama di Amerika. Blackstone amat gigih selama puluhan tahun memperjuangkan kepentingan bangsa Yahudi. Dia adalah seorang penginjil dan juga pekerja dari Gereja Episkopal Methodis, juga pendiri American Messianic Fellowship International (1887). Blackstone menulis buku Jesus Is Coming (1887) dan sampai dengan tahun 1927 telah diterjemahkan ke dalam enam puluh bahasa dunia, termasuk Indonesia.

Di bukunya itu, Blackstone berdalih bahwa orang-orang Yahudi memiliki hak-hak alkitabiah atas tanah Palestina dan mereka akan segera menempati kembali tanah itu. Kemunculan gerakan Zionisme merupakan satu isyarat Alkitabiah bahwa Kristus akan segera datang kembali (Blackstone tidak menyebut Yesus Kristus, melainkan hanya Kristus, yang dalam keyakinan Ordo Kabbalah adalah Yohannes Pembaptis).

Lebih dari itu, Blackstone juga menegaskan bahwa orang Kristen harus dan wajib mempersiapkan serta membuka jalan bagi kedatangan kembali Yahudi Diaspora untuk menempati Tanah Palestina.

Buku Blackstone ini telah dicetak ulang berkali-kali dan jadi buku yang paling luas pembacanya di abad ke-20. Kesuksesan Blackstone diikuti oleh terbitnya buku-buku dan novel-novel sejenis. Dua penulis Kristen ultra-fundamentalis Amerika yang terkenal adalah Hal Lindsey (The Late Great Planet Earth, 1970) dan novel teologis Tim LaHaye (Serial Left Behind, 1995). Keduanya mengalami cetak ulang hingga sekarang telah beredar puluhan juta kopi di seluruh negara.

Dalam novel-novel Left Behind, Yesus digambarkan bukan sebagai seorang manusia yang penuh kasih dan mengajarkan damai, tapi digambarkan sebagai seorang super hero, mirip Rambo, yang gemar membunuh orang dengan dalih melakukan kehendak Tuhan. Sebuah wajah Yesus yang haus darah, yang akan segera menghukum tanpa ampun siapa pun yang tidak percaya padanya atau yang menghalangi kehendaknya.



Jika hal ini kita sejajarkan dengan sikap dan citra Presiden George W Bush yang haus perang dan darah, maka kita akan menemukan benang merah yang sangat kuat bahwa Bush sesungguhnya terinspirasi oleh gambaran Yesus “Rambo” yang ditulis oleh penulis-penulis pendukung paham Darby dan Scofield. Bagi siapa saja yang menginginkan paparan lebih rinci dan jelas mengenai Injil Scofield, silakan baca artikel Charles E. Carlson berjudul “The Zionist-created Scofield ‘bible’: The Source of the Problem in the Mid East, Why Judeo-Christians Support War”.

Judeo Christianity atau Zionis Kristen telah lama ada di Washington, dan sejak pemerintahan Ronald Reagan sering menggelar kebaktian di kantor kepresidenan, namun di masa Presiden George Walker Bush-lah kelompok ini sungguh-sungguh menunjukkan taringnya. Bush sendiri pernah mengatakan jika Amerika merupakan “Land of the Christ”, Tanahnya Mesiah.

Dalam pidato, kampanye, dan banyak buku mengenai George W Bush, sosok presiden AS ini digambarkan sebagai seorang Kristiani yang amat taat. Dalam situs whitehouse.org ada artikel bertajuk The Presidential Prayer Squad atau Skuadron Doa Kepresidenan. Mereka adalah George W Bush, Pastor Deacon Fred, Rev. Jerry Falwell, Jesus (!), Brother Harry Hardwick, dan Rev. Bob Jones Jr. Di halaman sebelah kanan artikel ada sejumlah agama dan ideology yang diberi tanda silang. Dari atas ke bawah adalah: Budhists, Hindus, Shiks, Rastafarians, dan Muslims. Kurang ajarnya, di bagian Muslim itu ada kotak berisi nama Allah dalam bahasa Arab yang diberi tanda silang.

Artikel itu mengisahkan, “Presiden Bush selalu memulai harinya jam sembilan pagi dengan berlutut di atas lantai Oval Office bersama Skuadron Doa Kepresidenannya untuk berdoa dan menghadap tuannya, The Lord Jesus. Ada Rev. Pat Robertson, Dr. Jerry Falwell, Rev. Bob Jones Jr., Pastor Deacon Fred, dan Brother Harry Hardwick…” Presiden Bush dilukiskan sebagai seorang Kristen yang dilahirkan kembali. Dari pemuda yang menyukai minuman keras dan ugal-ugalan menjadi seorang pengikut Yesus yang taat.

Di Masa pemerintahan Bush inilah, kali pertama pidato kenegaraan ditutup dengan doa bersama, hal ini menyiratkan kedekatan antara negara dengan agama, sesuatu yang belum pernah terjadi sejak Amerika Serikat berdiri.

Seharusnya, ‘kesalehan’ seorang Bush dan pejabat puncak pemerintahan Amerika dengan agama Kristen-nya, mampu menjadikan bumi ini lebih damai, adil, dan indah. Tapi ironisnya, hal yang terjadi adalah sebaliknya. Tidak seperti presiden-presiden Amerika lainnya yang masih memiliki sedikit pertimbangan dan mengedepankan strategi diplomatik, Bush dan lingkaran elitnya malah mengedepankan pemerintahan gaya koboi, tembak duluan, urusan benar atau salah nanti belakangan. Dan gilanya, hal ini mendapat pembenaran atas nama agama yang esensinya selalu mengklaim sebagai agama cinta kasih.

Bagaimana semua ini bisa terjadi? Adakah semua ini bisa ditemukan jawabannya dari apa yang disebut Judeo-Christian atau dalam bahasa yang lebih lugas: Zionis Kristen?

Judeo Christian Lahir Dari Rahim Zionisme

Definisi baku Judeo Christian atau Zionis Kristen mungkin tidak akan bisa kita temukan. Tapi secara hakikat, istilah ini mengacu pada keyakinan dan sikap keagamaan umat Kristen Amerika (dan juga Kristen Eropa serta sebagian besar dunia) yang memandang bahwa Zionisme merupakan hal yang harus didukung secara penuh, tanpa syarat, walau kaum Zionis-Israel membunuhi dan membantai anak-anak tak berdosa. Sebaliknya, mereka akan merasa berdosa apabila tidak mendukung atau mengecam Zionis-Israel, seakan berdosa kepada Tuhannya.

Ayat-ayat Injil yang sering dijadikan dalil utama bagi kelompok ini adalah Perjanjian Tuhan kepada Abraham. Abraham atau Ibrahim merupakan bapak dari Ismail yang kemudian menjadi generasi Nabi Muhammad SAW dan Ishaq yang menurunkan bangsa Yahudi. Bunyi perjanjian itu yang dimuat dalam kitab Genesis (Kejadian) Injil Perjanjian Lama King James version adalah:

“Dan aku akan menjadikan engkau suatu bangsa besar, dan Aku akan memberkati engkau, dan menjadikan nama engkau besar; dan terberkatilah engkau’ (Gen 12:2)

“Dan Aku akan memberkati mereka yang memberkati engkau, dan mengutuk mereka yang mengutuk engkau; dan di dalam diri engkaulah semua keluarga dari dunia akan diberkati” (Gen 12: 3).

Inilah ayat-ayat yang dijadikan dalil utama kelompok Zionis-Kristen di dalam sikapnya membela Israel tanpa syarat. Padahal di dalam sejarah penulisan Injil, kita sudah mengetahui bahwa kaum Yahudi telah merusak kesucian Injil yang diturunkan Allah Swt kepada Nabi Isa a.s.

Sayang sekali, orang-orang Kristen tidak mengetahui atau mungkin tidak mau tahu tentang Talmud. Kitab iblis yang disucikan Zionis Yahudi ini. Padahal, jika saja mereka mau meluangkan waktu sedikit saja untuk membuka lembar demi lembar kitab iblis itu dan mencari ayat-ayat bagaimana sebenarnya sikap kaum Zionis-Yahudi terhadap Yesus dan kekristenan, maka pasti orang-orang Kristen akan berbalik arah dan memusuhi kaum Zionis-Yahudi. Lihatlah apa kata Talmud terhadap Yesus:

“Pada malam kematiannya, Yesus digantung dan empatpuluh hari sebelumnya diumumkan bahwa Yesus akan dirajam (dilempari batu) hingga mati karena ia telah melakukan sihir dan telah membujuk orang untuk melakukan kemusyrikan (pemujaan terhadap berhala)… Dia adalah seorang pemikat, dan oleh karena itu janganlah kalian mengasihaninya atau pun memaafkan kelakuannya” (Sanhedrin 43a)

“Yesus ada di dalam neraka, direbus dalam kotoran (tinja) panas” (Gittin 57a)

“Ummat Kristiani (yang disebut ‘minnim’) dan siapa pun yang menolak Talmud akan dimasukkan ke dalam neraka dan akan dihukum di sana bersama seluruh keturunannya” (Rosh Hashanah 17a).

“Barangsiapa yang membaca Perjanjian Baru tidak akan mendapatkan bagian ‘hari kemudian’ (akhirat), dan Yahudi harus menghancurkan kitab suci umat Kristiani yaitu Perjanjian Baru “ (Shabbath 116a)

Inilah ungkapan hati Talmud yang sesungguhnya tentang Yesus dan umat Kristen. Siapa pun yang mengaku sebagai seorang Kristen, setelah mengetahui ayat-ayat pelecehan dari Talmud kepada Yesus dan agamanya, tetapi masih saja mendukung Zionis-Yahudi, masih saja membantu Israel, maka ia sebenarnya telah ikut-ikutan melecehkan agamanya sendiri. Jika tidak percaya, silakan ambil Talmud dan baca sendiri.

Jews Singapore Connection

Yang ketiga, Unggun ‘Samuel’ Dahana dan para kolaborator Zionis lainnya menyatakan kepada wartawan jika acara yang digagaskan juga akan menghadirkan orang-orang Yahudi dari luar Indonesia, terutama Singapura, dan juga diliput oleh jurnalis Israel. Walau akhirnya kita ketahui hal ini tidak terjadi, namun apa yang telah keluar dari mulut mereka harus kita perhatikan dan kritisi.

Sudah menjadi pengetahuan umum jika Singapura memang merupakan basis Yahudi di Asia Tenggara, bahkan Asia Pasifik. Buku “Singapura Basis Israel di Asia Tengara” (Rizki Ridyasmara, 2005) telah cukup memaparkan bagaimana Zionis Israel turut serta membangun negeri mini tersebut namun memiliki pengaruh dan kekuatan militer kawasan yang maksi. Semua lobi Zionis Israel di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik selalu saja dikendalikan dari Singapura. Sangat mungkin termasuk mengendalikan para kolaborator Zionis di Indonesia. [bersambung/rz]
eramuslim.com

Jumat, 03 Juni 2011

PANCASILA sebagai ideologi gagal?



Pada Selasa tanggal 24 Mei 2011 lalu, seluruh lembaga tinggi negara berkumpul di Gedung Mahkamah Konstitusi. Ada MPR, Presiden, DPR, Mahkamah Konstitusi, dan lain-lain. Banyak agenda yang mereka bicarakan. Di antaranya, kegelisahan bahwa Pancasila sudah terpinggirkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Pembahasan soal Pancasila sudah terpinggirkan ini seolah menjadi faktor kunci terhadap munculnya berbagai persoalan bangsa. Antara lain, radikalisme di masyarakat, konflik sara, dan lain-lain. Para petinggi negara ini pun menyoal sudah dihapusnya pendidikan Pancasila di sekolah-sekolah. Seperti orang yang baru bangun dari tidur panjang, mereka meminta agar pendidikan Pancasila kembali diajarkan di sekolah-sekolah.

Bahkan, ada pihak yang meminta agar mantan Mendiknas, Bambang Sudibyo, meminta maaf kepada bangsa Indonesia. Pasalnya di era kepemimpinannya, pemerintah telah menerbitkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada undang-undang itulah pendidikan Pancasila dihapus dari kurikulum pendidikan nasioanal. Pendidikan Pancasila kemudian diganti dengan pendidikan kewarganegaraan, tanpa menyebut kata Pancasila.

Pertanyaannya, tepatkah soal tidak diajarkannya Pancasila di sekolah-sekolah sebagai penyebab munculnya sifat-sifat buruk bangsa selama ini: radikalisme, konflik sara, korupsi, kejahatan perbankan, dan lain-lain. Atau, dengan logika yang mirip, benarkah maraknya kejahatan massif di masyarakat Indonesia seperti korupsi, kejahatan perbankan, terorisme, eksploitasi kekuasaan, manipulasi hukum, radikalisme, dan lain-lain disebabkan karena Pancasila sudah terpinggirkan dalam kehidupan masyarakat?

Soal pendidikan Pancasila yang sudah dihapus, pakar pendidikan seperti Prof. Arief Rachman menegaskan bahwa bukan itu yang menjadi penyebab. Menurutnya, pendidikan selama ini hanya fokus pada isi pelajaran, bukan proses pembelajaran. Menurut Arief Rachman, selama ini yang muncul hanya pengetahuan tentang Pancasila, 'apa'-nya mereka sudah tahu, tapi 'bagaimana bersikap'-nya itu yang tidak tahu.

Arief menilai Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang diturunkan ke Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebenarnya sudah memuat semua persyaratan untuk mewujudkan pendidikan nasional yang berkarakter dan berkebangsaan. "Itu sudah bagus banget, hampir ideal," kata Arief. "Kalau dilaksanakan, pendidikan kita akan sempurna." (Tempo, 12/5)

Soal ingin menghidupkan Pancasila sebagai ideologi juga mendapat kritik dari pakar sejarah Indonesia, Dr. Onghokham. Menurutnya, Pancasila sebenarnya hanya dokumen politik yang kemudian berperan sebagai kontrak sosial, bukan ideologi atau falsafah negara. Menurutnya, Pancasila dapat disamakan dengan dokumen-dokumen penting negara-negara lain seperti Magna Carta di Inggris, Bill of Rights di Amerika Serikat, Droit de l'homme di Perancis dan seterusnya.


Sejarah, menurutnya, telah membuktikan bahwa kekuasaan yang menjadikan Pancasila sebagai ideologi adalah upaya untuk memperalat Pancasila untuk mengeksploitasi kekuasaan untuk kepentingan penguasa. Inilah yang pernah terjadi di Orde Lama sejak tahun 1950, dan diperkuat lagi oleh masa Orde Baru.

Beberapa pakar sejarah muslim pun mengungkapkan bahwa menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara telah merugikan umat Islam yang notabene pemegang saham terbesar republik ini. Karena nilai-nilai ajaran Islam seolah menjadi tidak berarti, dan hanya berlaku dalam kehidupan pribadi.

Benarkah kegelisahan petinggi republik ini yang menyatakan bahwa eksistensi negara ini terancam karena Pancasila terpinggirkan dalam kehidupan masyarakat? Atau memang ada sebab lain yang justru lebih prinsipil dan objektif. Peran serta pembaca sangat kami harapkan.

eramuslim.com

Kamis, 02 Juni 2011

Kamera tembus pandang.... HATI-HATI kaum hawa.....!!!


Khusus Bagi kaum wanita berhati-hatilah karena kamera yang disebut-sebut bisa menembus pakian sampai ke adaerah sensitif ini sudah marak beredar. Busana yang indah menutupi tubuh akan sia-sia dengan tehnologi super canggih ini dengan handphone kamera x-ray built-in
Kamera tembus pandang! itu bekerja pada tinta, bahan-bahan sintetis seperti baju renang, baju senam, original silk (sutera asli). Tapi tidak berfungsi pada bahan lain seperti nilon, katun dan jins. Tidak ada sistem on/off untuk Xray, jadi HP tembus pandang akan selalu keadaan on, tetapi hanya berefek pada bahan sintetis. Target banyak terdapat di kolam renang, gym/fitness, pesta, dancer.

Tidak sulit mendapatkan perangkat 'nakal' tersebut. Bahkan dalam satu iklan yang terpampang jelas di sebuah situs internet. Dilengkapi dengan tarif modifikasi yang dibutuhkan untuk setiap HP. Biayanya, minimal satu juta rupiah untuk jenis Nokia 3660 dan Sonny Ericson K500. Untuk spesifikasi HP yang lebih canggih seperti Nokia 9500 atau XDA O2, diperlukan biaya sebesar dua juta rupiah. HP akan dirombak total, karenanya lupakan garansi jika kelak HP bermasalah.

Peminatnya tidak sedikit. Menurut Edu, penjual peranti tersebut, peminat HP tembus pandang berasal dari berbagai kalangan. "Harganya! kan tidak terlalu mahal, tetapi yang beli memang punya niat jahil betul. Tiap hari ada saja! yang beli," tambahnya sambil tertawa Menurutnya, kebanyakan peminat HP jenis itu memang laki-laki.

Target mereka jelas, meneropong para perempuan yang di kolam renang umum dan tempat senam atau fitness. Karena di tempat itu, para kaum hawa memang menggunakan bahan pakaian yang memungkinkan untuk ditembus hingga ke permukaan kulit.

"Teknologi sih memang gila kalau dikuasai orang-orang yang tidak berakhlak," komentar pengamat teknologi informasi, Ono W Purbo blak-blakan, Jumat (10/06). Padahal, tadinya teknologi inframerah yang digunakan untuk menembus lapisan penghalang kulit hanya digunakan dalam teknologi militer.

"Teknologi itu biasanya dipakai dalam pengintaian malam hari. Secara sederhana, sinar infra red akan menangkap panas dari tubuh. Jadi, tubuh akan terlihat jelas meski dalam keadaan gelap," paparnya. Namun yang berkembang, teknologi semacam ini digunakan untuk hal-hal yang menjadikan kaum perempuan sebagai korban.

situslakalaka.blogspot.com

Rabu, 01 Juni 2011

Namaku ISLAM

Dan barang siapa yang mencari Agama selain Islam maka tidaklah akan di terima Agama itu darinya,dan dia di akhirat termasuk golongan orang-orang yang meRUGI ( Qs Ali Imran ayat 85)

Namaku Islam. Aku sudah lama diyatim piatukan. Dulu, ada orang yang menjaga aku. Namanya Sahabat Nabi. Kemudian, selepas Sahabat Nabi meninggal semuanya, aku telah dipelihara oleh Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in. Sekarang, mereka sudah meninggalkan dunia. Aku sudah tidak ada tempat lagi di hati manusia.

Aku sedih, sebab dijaman ini sudah tidak ada lagi manusia yang sanggup menjaga aku, menjaga kebajikan aku. Aku kesepian sendiri tak berteman. Hatiku bertambah pilu, ALLAH saja yang tahu. Entah kepada siapa lagi aku bermanja.

Jika aku pergi kepada orang kaya, "Ah, aku sibuk, mana ada waktu untuk membela Islam?" Jika aku mencari simpati dengan orang miskin, "Aku sendiri tak berkecukupan, bagaimana aku membela Islam?" Jika aku pergi kepada pelajar, katanya, "Aku sibuk dengan pelajaran, mana ada waktu untuk menjaga Islam??"

Sekarang, siapa lagi yang ingin mengambil aku??

Aku pernah bahagia ketika ada yang bersungguh sungguh mengadopsiku. Kusangkakan panas hingga petang, rupanya turun hujan tengah hari. Ternyata kesungguhan itu hanya pura-pura. Aku dibawa kemana-mana lantaran keuntungan yang hendak diraihnya dariku. Banyak yang membawa namaku untuk mencari keuntungan, bahkan aku dijualnya. Akhirnya aku tahu. Hakekatnya hanya namaku yang mereka manfaatkan. Mereka tidak memeliharaku dengan sungguh-sungguh. Aku tetap diabaikan.


Hai hamba Allah yang membaca tulisan ini, bersimpatikah dengan aku yang yatim ini,, bantulah saya, kasihanilah saya. Saya sedih karena ditinggalkan oleh manusia. Jika tuan sudi menerima saya sebagai teman hidup tuan, cari saya dalam buku panduan yaitu Al-Qur’an. Untuk info tambahan saya, silahkan rujuk kepada Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Alangkah bahagianya saya dan tuan, seandainya tuan juga mengajak orang lain menjaga saya. Saya akan membalas segala jasa baik tuan di akhirat nanti, dan saya senantiasa mendoakan agar ALLAH yang Maha Perkasa itu akan membalas jasa baik tuan.

Aku Yang Merana

~ I s l a m ~

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Islam bermula dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali menjadi sesuatu yang asing. Maka beruntunglah orang-orang yang terasing itu.” (HR. Muslim 145)

oleh: Ella Azzahracahyaning Sukmasyuhada (Mujahidahsejati) (http://www.facebook.com/profile.php?id=100001999230013)

Selasa, 24 Mei 2011

HUKUM MENYAMBUNG RAMBUT

Seorang perempuan diharamkan untuk menyambut rambutnya dengan rambut yang najis atau dengan rambut manusia. Ketentuan ini bersifat umum untuk perempuan yang sudah bersuami ataukah belum baik seizin suami ataukah tanpa izinnya.

Namun ulama-ulama mazhab hanafi hanya berpendapat makruhnya hal tersebut.
Pendapat beliau-beliau jelas keliru mengingat hadits berikut ini.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « لَعَنَ اللَّهُ الْوَاصِلَةَ وَالْمُسْتَوْصِلَةَ ، وَالْوَاشِمَةَ وَالْمُسْتَوْشِمَةَ »

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah melaknat perempuan yang menyambung rambutnya dan perempuan yang meminta agar rambutnya disambung, perempuan yang mentato dan perempuan yang meminta agar ditato”(HR Bukhari no 5589).

Adanya laknat untuk suatu amal itu menunjukkan bahwa amal tersebut hukumnya adalah haram. Alasan diharamkannya hal ini adalah adanya unsur penipuan disebabkan merubah ciptaan Allah. Hal ini juga dikarenakan haramnya memanfaatkan rambut manusia karena terhormatnya manusia. Pada asalnya potongan rambut manusia itu sebaiknya dipendam.

عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِى بَكْرٍ – رضى الله عنهما – أَنَّ امْرَأَةً جَاءَتْ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَتْ إِنِّى أَنْكَحْتُ ابْنَتِى ، ثُمَّ أَصَابَهَا شَكْوَى فَتَمَرَّقَ رَأْسُهَا ، وَزَوْجُهَا يَسْتَحِثُّنِى بِهَا أَفَأَصِلُ رَأْسَهَا فَسَبَّ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – الْوَاصِلَةَ وَالْمُسْتَوْصِلَةَ

Dari Asma’ binti Abi Bakr, ada seorang perempuan yang menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Telah kunikahkan anak gadisku setelah itu dia sakit sehingga semua rambut kepalanya rontok dan suaminya memintaku segera mempertemukannya dengan anak gadisku, apakah aku boleh menyambung rambut kepalanya. Rasulullah lantas melaknat perempuan yang menyambung rambut dan perempuan yang meminta agar rambutnya disambung” (HR Bukhari no 5591 dan Muslim no 2122).

عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَمِعَ مُعَاوِيَةَ بْنَ أَبِى سُفْيَانَ ، عَامَ حَجَّ عَلَى الْمِنْبَرِ ، فَتَنَاوَلَ قُصَّةً مِنْ شَعَرٍ وَكَانَتْ فِى يَدَىْ حَرَسِىٍّ فَقَالَ يَا أَهْلَ الْمَدِينَةِ ، أَيْنَ عُلَمَاؤُكُمْ سَمِعْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يَنْهَى عَنْ مِثْلِ هَذِهِ ، وَيَقُولُ « إِنَّمَا هَلَكَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ حِينَ اتَّخَذَهَا نِسَاؤُهُمْ » .

Dari Humaid bin Abdirrahman, dia mendengar Muawiyah bin Abi Sufyan saat musim haji di atas mimbar lalu mengambil sepotong rambut yang sebelumnya ada di tangan pengawalnya lantas berkata, “Wahai penduduk Madinah di manakah ulama kalian aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda melarang benda semisal ini dan beliau bersabda, ‘Bani Israil binasa hanyalah ketika perempuan-perempuan mereka memakai ini (yaitu menyambung rambut’ (HR Bukhari no 3281 dan Muslim no 2127).

Ringkasnya sebagaimana yang dikatakan oleh penulis Fiqh Sunnah lin Nisa’ hal 413,

“Sesungguhnya seorang perempuan tidaklah diperbolehkan untuk menyambung rambutnya dengan rambut yang lain semisal memakai wig baik dengantujuan menyenangkan suami atau orang lain. Hukumnya adalah haram”.

Disambung dengan bukan rambut orang

Jika rambut disambung dengan bukan rambut manusia namun tergolong rambut yang suci (baca: tidak najis) maka menurut pendapat yang dinilai sebagai pendapat yang benar di antara para ulama bermazhab Syafii hukumnya adalah haram jika perempuan tersebut tidak bersuami. Sedangkan menurut pendapat yang lain di kalangan ulama-ulama mazhab Syafii, hukumnya adalah makruh.

Jika perempuan tersebut bersuami maka ada tiga pendapat di kalangan para ulama bermazhab Syafii.

Pendapat yang dinilai paling tepat adalah boleh jika dengan izin suami. Namun jika tanpa izin suami hukumnya haram.

Pendapat kedua, mengharamkannya secara mutlak. Pendapat ketiga, tidak haram dan tidak makruh secara mutlak (baik dengan izin ataupun tanpa izin suami).

Sedangkan para ulama bermazhab Hanafi membolehkan seorang perempuan untuk menyambung rambut asalkan bukan dengan rambut manusia agar rambut nampak lebih banyak. Mereka beralasan dengan perkataan yang diriwayatkan dari Aisyah.

Dari Sa’ad al Iskaf dari Ibnu Syuraih, Aku berkata kepada Aisyah bahwasanya Rasulullah melaknat perempuan yang menyambung rambutnya. Aisyah lantas berkomentar,

قالت يا سبحان الله وما بأس بالمرأة الزعراء أن تأخذ شيئا من صوف فتصل به شعرها تزين به عند زوجها إنما لعن رسول الله – صلى الله عليه وسلم – المرأة الشابة تبغى فى شيبتها حتى إذا هى أسنت وصلتها بالقلادة.

“Subhanallah, tidaklah mengapa bagi seorang perempuan yang jarang-jarang rambutnya untuk memanfaatkan bulu domba untuk digunakan sebagai penyambung rambutnya sehingga dia bisa berdandan di hadapan suaminya. Yang dilaknat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hanyalah seorang perempuan yang rambutnya sudah dipenuhi uban dan usianya juga sudah lanjut lalu dia sambung rambutnya dengan lilitan (untuk menutupi ubannya, pent) [Riwayat ini disebutkan oleh Suyuthi dalam Jami’ al Ahadits no 43260 dan beliau komentari sebagai riwayat Ibnu Jarir].

Sedangkan para ulama bermazhab Maliki mengharamkan menyambung rambut tanpa membedakan apakah disambung dengan rambut ataukah disambung dengan bukan rambut.

Di sisi lain para ulama bermazhab Hambali hanya mengharamkan jika rambut disambung dengan rambut baik rambut manusia ataupun rambut hewan, baik dengan izin suami ataukah tanpa izin suami. Akan tetapi mereka mengatakan bahwa tidaklah mengapa jika seorang perempuan mengikat rambutnya jika tidak dengan rambut jika ada kebutuhan.
Namun di antara pendapat Imam Ahmad adalah melarang seorang perempuan untuk menyambung rambutnya baik disambung dengan rambut, bulu kambing ataupun tumbuh-tumbuhan yang bisa dijadikan sebagai hiasan rambut

Penulis Fiqh sunnah lin Nisa’ hal 413,

“Pendapat yang paling kuat di antara dua pendapat ulama yang ada adalah diperbolehkan bagi seorang perempuan untuk menyambung rambutnya dengan benang sutra, bulu domba ataupun potongan-potongan kain dan benda-benda lain yang tidak menyerupai rambut. Perbuuatan ini tidaklah dinilai termasuk menyambung rambut, tidaklah pula sejenis dengan tujuan orang yang menyambung rambut. Hal ini hanyalah untuk berdandan dan berhias. Menurut Nawawi inilah pendapat al Qadhi ‘Iyadh dan Ahmad bin Hambal”.

Akan tetapi -insya Allah- pendapat yang lebih tepat adalah pendapat ulama yang melarang untuk menyambung rambut secara mutlak dengan benda apapun baik potongan kain ataupun yang lainnya. Hal ini dikarenakan menimbang dua hadits berikut ini.

عَنْ قَتَادَةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ أَنَّ مُعَاوِيَةَ قَالَ ذَاتَ يَوْمٍ إِنَّكُمْ قَدْ أَحْدَثْتُمْ زِىَّ سَوْءٍ وَإِنَّ نَبِىَّ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنِ الزُّورِ. قَالَ وَجَاءَ رَجُلٌ بِعَصًا عَلَى رَأْسِهَا خِرْقَةٌ قَالَ مُعَاوِيَةُ أَلاَ وَهَذَا الزُّورُ. قَالَ قَتَادَةُ يَعْنِى مَا يُكَثِّرُ بِهِ النِّسَاءُ أَشْعَارَهُنَّ مِنَ الْخِرَقِ.

Dari Qotadah, dari Said bin Musayyib sesungguhnya Muawiyah pada suatu hari berkata, “Sungguh kalian telah mengada-adakan perhiasan yang buruk. Sesungguhnya Nabi kalian melarang perbuatan menipu”. Kemudian datanglah seseorang dengan membawa tongkat. Diujung tongkat tersebut terdapat potongan-potongan kain. Muawiyah lantas berkata, “Ingatlah, ini adalah termasuk tipuan”. Qotadah mengatakan bahwa yang dimaksudkan adalah potongan-potongan kain yang dipergunakan perempuan untuk memperbanyak rambutnya (HR Muslim 2127).

Tentang hadits ini, Syaikh Al Albani mengatakan,

“Riwayat ini sangat tegas menunjukkan bahwa menyambung rambut dengan bukan rambut baik dengan potongan kain ataupun yang lainnya termasuk dalam hal yang terlarang” (Ghayatul Maram hal 68, cetakan al Maktab al Islami).

Sebelumnya, Ibnu Hajar sudah berkomentar,

“Hadits di atas adalah dalil mayoritas ulama untuk melarang menyambung rambut dengan sesuatu apapun baik berupa rambut ataupun bukan rambut” (Fathul Bari 17/35, Syamilah).

زَجَرَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ تَصِلَ الْمَرْأَةُ بِرَأْسِهَا شَيْئًا

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seorang perempuan untuk menyambung rambut kepalanya dengan sesuatu apapun” (HR Muslim no 2126 dari Jabir bin Abdillah)

PRIMITIFNYA PASUKAN SALIB



Perang Salib merupakan salah satu episode sejarah yang banyak diminati kaum sejarawan dunia. Berbagai kisah dan fakta tentangnya kian ditelusuri kian menarik perhatian. Salah satu peneliti yang sangat serius dan intens menelusuri fakta-fakta seputar Perang Salib ini adalah Profesor Carole Hillenbrand. Guru Besar Studi Islam dan Bahasa Arab di Universitas Edinburgh, Skotlandia, ini telah menghasilkan sebuah karya tulis yang cukup fenomenal, berjudul “The Crusade: Islamic Perspectives” (Edinburgh, 1999). Buku yang tingkat ketebalannya nyaris mencapai seribu halaman ini mendapat penghargaan The King Faisal International Prize for Islamic Studies.

Yang menarik, beda dengan telusuran sejenis tentang Perang Salib, dengan jujur peneliti ini memuat juga fragmen-fragmen tentang tingkah laku para ksatria salib, kaum Frank, semasa mereka menduduki tanah suci Yerusalem yang benar-benar primitif dan bisa membuat kita geleng-geleng kepala saking herannya. Banyak yang dipaparkan dalam buku yang telah diindonesiakan dengan judul “Perang Salib, Sudut Pandang Islam” (2005) tersebut, namun karena keterbatasan halaman, sebagian kecil saja yang akan dimuat dalam artikel berseri ini.

Kesaksian Ibu Jubayr

Ibnu Jubayrs merupakan seorang pengelana asli Spanyol yang terbiasa menjalin kontak dengan kaum salib di Andalusia. Ketika Godfrey de Bouillon memimpin pasukan Salib gelombang pertama ke Yerusalem dan berhasil mendudukinya pada tahun 1099, sejumlah kota dijadikan kantung-kantung konsentrasi pasukan Salib di antaranya Acre.

Dalam perjalanannya melalui Tanah Suci Yerusalem, Ibnu Jubayr menjumpai kebiasaan-kebiasaan orang-orang Salib ini, termasuk ksatrianya, yang kala itu lazim disebut sebagai orang Frank, yang jauh dari kesan beradab sehingga menimbulkan kecaman, keheranan, dan sekaligus menjadi bahan olok-olok kaum Muslim terhadap mereka.

Acre merupakan salah satu kota pelabuhan utama menuju Yerusalem. Hampir semua pasukan Salib yang berangkat dari Eropa utara ke Yerusalem melalui laut bisa dipastikan mendarat di kota ini. Ibnu Jubayr melukiskan, “Setelah orang-orang Frank datang dan tinggal di kota pelabuhan ini, kota yang tadinya indah menjadi kotor dan berbau busuk. Penuh sampah dan kotoran. Mereka (orang-orang Frank) ini membuang kotoran di jalan-jalan dan di sembarang tempat, sehingga jalan-jalan penuh dengan kotoran manusia. Tak heran jika surat pertama yang dilayangkan pimpinan pasukan Salib kepada induk pasukannya yang masih berada di Eropa adalah permintaan dikirimkan sepatu dalam jumlah besar, karena jalan-jalan penuh dengan kotoran manusia.”

Bukan itu saja, yang lebih menggelikan, kotoran manusia ternyata juga secara ‘rahasia’ diolah menjadi bagian dari ritual suci gereja-gereja sekitar Yerusalem, bahkan diperjual belikan dengan harga yang sangat mahal melebihi emas.



Dalam sastra populer, The Tale of ‘Umar ibn Nu’man yang dimuat dalam Alf Laylah wa Laylah, yang mengungkapkan pandangan kaum Muslimin terhadap orang-orang Salib semasa pendudukan di Yerusalem dan sekitarnya, diungkapkan:

“Saya ceritakan padamu sesuatu tentang pedupaan agung dari kotoran uskup. Ketika Uskup Agung Kristen di Konstantinopel memberi isyarat, para pendeta segera mengumpulkannya dalam sehelai sutera dan menjemurnya. Mereka kemudian mencampurkannya dengan minyak misik, damar, dan kapur barus, dan, ketika telah cukup kering, mereka membuatnya menjadi bubuk dan memasukkannya ke dalam kotak-kotak kecil keemasan. Kotak-kotak ini kemudian dikirimkan kepada semua raja dan gereja Kristen, dan bubuk tersebut digunakan sebagai pedupaan paling suci untuk semua penyusian Kristen pada setiap kesempatan yang khidmat, untuk memberkati mempelai wanita, untuk membuat wangi bayi, dan untuk memberkati para pendeta saat pentahbisan.

Karena kotoran asli dari uskup itu hampir tidak mencukupi untuk 10 wilayah, sangat kurang untuk semua wilayah-wilayah Kristen, para pendeta biasanya memalsukan bubuk tersebut dengan mencampurkan bahan-bahan yang ‘kurang suci’ ke dalamnya, kalau bisa dikatakan begitu, yaitu kotoran dari uskup yang lebih rendah tingkatannya, bahkan kotoran-kotoran para pendeta itu sendiri.

Penipuan ini sulit diketahui. Orang-orang Yunani menjijikkan ini menghargai bubuk tersebut untuk kebaikan-kebaikan yang lain: mereka menggunakannya sebagai obat sakit mata dan sebagai obat sakit perut dan usus. Namun, hanya para raja dan ratu dan orang-orang yang sangat kaya yang mampu memperoleh pengobatan ini, karena lantaran persediaan bahannya yang sangat terbatas, bubuk seberat satu dirham biasa dijual seharga seribu dinar emas. Harganya sangat mahal memang.”

Diketahui pula jika orang-orang Frank ini jarang sekali mandi dan membersihkan tubuhnya. Di negeri asalnya, mereka biasa membersihkan tubuh hanya sekali dua kali selama setahun dan mengenakan baju yang itu-itu saja tanpa pernah mencucinya hingga baju tersebut koyak karena tua.

Selain kesaksian seorang pengelana Muslim dari Andalusia bernama Ibnu Jubayr, kisah-kisah mengenai kelakuan para ksatria pasukan Salib ketika berada di wilayah pendudukan Yerusalem dan sekitarnya, juga dicatat oleh Usamah ibn Munqidz. Siapa Usamah?

Profesor Carole Hillenbrand dalam The Crusade; Islamic Perpective (1999) menulis: “Usamah adalah seorang bangsawan Arab dengan hubungan kekerabatan yang membanggakan. Lahir pada 488 H/1095 M, tahun ketika Paus Urbanus II menyeru umat Kristen untuk mengangkat Salib menuju Tanah Suci untuk menyelamatkan dari orang kafir. Usamah wafat pada 584 H/1188 M, tak lama setelah Saladin (Salahuddin al-Ayyubi) merebut kembali Yerusalem untuk umat Islam. Usamah mengenal kaum Frank sejak masa kecil di rumahnya di puri Syayzar yang terletak di tepi Sungai Orontez di utara Suriah.

Ia mulai memerangi kaum Frank ketika remaja dan kemudian mengenal mereka secara lebih dekat sepanjang sisa masa hidupnya yang penting, dalam masa damai dan perang. Karena kedudukan sosial dan pendidikannya yang tinggi, Usamah dihormati oleh kaum Frank. Bahkan Usamah berteman dengan ksatria kaum Frank dan dikirimkan dalam misi diplomatik ke kerajaan tentara Salib di Yerusalem.”

Usamah menyusun sebuah buku berjudul ‘Memoirs’ yang menjadi salah satu acuan utama para peneliti tentang pandangan kaum Muslim terhadap tentara Salib. Salah satu kisah laporan pandangan mata yang ditulis Usamah, yang paling banyak dikutip para peneliti sejarah, adalah tentang apa yang dialami Salim—salah satu pelayannya dari Maa’rat al-Nu’man—yang ketika itu tengah bekerja di sebuah tempat pemandian umum milik ayah Usamah. Lokasi pemandian ini berada di Timur Dekat, dan termasuk tempat pemandian yang mewah karena pelanggannya adalah para ksatria kaum Frank. Dalam laporannya Salim menulis:

“Saya bekerja di pemandian di al-Ma’arrat untuk nafkah saya. Suatu hari datang seorang ksatria kaum Frank ke tempat pemandian itu. Ksatria kaum Frank itu tidak suka jika seseorang memasang penutup yang mengelilingi pinggang saat berada di pemandian. Maka ksatria kaum Frank itu mengulurkan tangannya dan menarik lepas penutup yang ada di pinggang saya dan melemparkannya jauh-jauh. Dia menatap saya dan melihat bahwa saya baru saja mencukur bulu kemaluan saya. Kemudian dia berseru, “Salim!” Ketika saya mendekatinya dia mengulurkan tangannya untuk menyentuh bulu kemaluan saya dan berkata, “Salim, Bagus! Demi kebenaran agamaku, lakukan hal yang sama padaku.”

Usai berkata, dia bersandar dan saya melihat rambut kemaluannya sama seperti janggutnya. Saya kemudian mencukurnya. Lalu dia meraba bagian tersebut. Begitu mengetahui bahwa bagian itu telah bersih, dia berkata, “Salim, demi kebenaran agamaku, lakukan juga pada nyonya (al-dama, merujuk pada isteri).

Ksatria itu kemudian berkata kepada pelayannya, “Beritahu nyonya agar datang ke sini.” Pelayan itu pergi lalu kembali bersama nyonya dan membawanya masuk ke dalam pemandian. Di nyonya juga berbaring. Ksatria itu mengulangi, “Lakukan seperti yang telah kau lakukan padaku.” Maka saya kemudian mencukur semua bulu kemaluannya sementara suaminya duduk sambil memperhatikan. Akhirnya dia mengucapkan terima kasih dan membayar pelayanan yang telah saya berikan.”

Tentang kisah ini, Hillenbrand menyampaikan pandangannya, “Di dalam masyarakat yang kaum prianya melindungi kaum wanita, dan yang kaum wanitana dilarang memperlihatkan wajah mereka tanpa tutup kecuali kepada sejumlah kerabat pria tertentu, kelakuan ksatria Salib tersebut dengan isterinya, …memperlihatkan titik kesalahan dan kebejatan kaum Frank dan tidak adanya rasa cemburu yang memang “pantas” serta memperkuat nilai-nilai masyarakat Muslim.”

Yang dikisahkan oleh Usamah adalah sikap seorang ksatria kaum Frank, salah satu pemimpin pasukan tentara Salib, yang seperti itu. Masyarakat Muslim akan berpikir, jika seorang tokoh masyarakatnya yang konon berpendidikan saja seperti itu, maka apatah lagi orang-orang yang strata sosialnya berada di bawahnya.

Buas, Jorok, dan Seks Bebas

Dari beberapa literatur yang ada, kaum Muslim menggambarkan sifat dan tabiat orang-orang Frank, termasuk para ksatrianya, adalah jorok (tidak mengerti kebersihan, baik kebersihan pribadi maupun lingkungan), buas, dan sangat permisif terhadap hubungan antara laki-laki dan perempuan.

Walau tentara Salib ini menyatakan diri berperang atas dasar agama dan dilepas oleh Paus Urbanus yang menjadi wakil tuhan mereka di bumi, namun apa yang terjadi di lapangan ternyata mengkhianati dasar-dasar keyakinan mereka sendiri. Untuk memenuhi hasrat seksualnya, mereka mendatangkan sejumlah wanita muda Eropa yang bertindak bagaikan pelacur. Selain itu, ada banyak kaum Muslimah yang juga menjadi korban pemerkosaan.

Bahkan mereka ini tak segan-segan memakan bangkai kaum Muslim yang menjadi tawanannya seperti yang terjadi saat tentara Salib mengepung Marr’at al-Nu’man sebelum masuk ke Yerusalem di awal perang Salib.

Walau demikian, perang Salib yang berjalan lama ini, agaknya juga menyadarkan orang-orang Eropa jika kaum Muslimin dan peradabannya ternyata tidak rendah seperti yang awalnya mereka sangka. Pada awalnya, orang Eropa menyebut orang Muslim sebagai Barbarian. Namun akibat kontak yang intensif dari perang Salib, Lambat laun mereka menyadari bahwa yang barbar sesungguhnya adalah kaum mereka, bukan Muslim. Banyak dari para sarjana mereka mengakui jika kaum Muslimin tinggi peradabannya dan mereka harus banyak belajar dari kaum yang mengesakan tuhan ini. Mulailah terjadi transfer berbagai bidang ilmu, dari Jazirah Arabia ke daratan Eropa. Sayangnya, kondisi sekarang telah berbalik seratus delapan puluh derajat.